Menjaga Citra Islam Di Mata Dunia
Syaikh Dr. Muhammad bin ‘Umar bin Salim Bazmul hafidzahullah berkata,
“Agama kita mengajarkan kita untuk memperhatikan pendapat atau opini masyarakat umum (opini publik) dalam hal-hal yang tidak menyelisihi syariat.
Tidakkah Engkau melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak membunuh orang-orang munafik dan menerima zahir (Islam) mereka (meskipun hatinya tidak beriman, pen.), sehingga tidak dikatakan, ”Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya.”
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
غَزَوْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَدْ ثَابَ مَعَهُ نَاسٌ مِنَ المُهَاجِرِينَ حَتَّى كَثُرُوا، وَكَانَ مِنَ المُهَاجِرِينَ رَجُلٌ لَعَّابٌ، فَكَسَعَ أَنْصَارِيًّا، فَغَضِبَ الأَنْصَارِيُّ غَضَبًا شَدِيدًا حَتَّى تَدَاعَوْا،
وَقَالَ الأَنْصَارِيُّ: يَا لَلْأَنْصَارِ،
وَقَالَ المُهَاجِرِيُّ: يَا لَلْمُهَاجِرِينَ،
فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: ” مَا بَالُ دَعْوَى أَهْلِ الجَاهِلِيَّةِ؟ ثُمَّ قَالَ: مَا شَأْنُهُمْ ” فَأُخْبِرَ بِكَسْعَةِ المُهَاجِرِيِّ الأَنْصَارِيَّ،
قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهَا فَإِنَّهَا خَبِيثَةٌ»
وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ ابْنُ سَلُولَ: أَقَدْ تَدَاعَوْا عَلَيْنَا، لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى المَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأَعَزُّ مِنْهَا الأَذَلَّ،
فَقَالَ عُمَرُ: أَلاَ نَقْتُلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الخَبِيثَ؟ لِعَبْدِ اللَّهِ،
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّهُ كَانَ يَقْتُلُ أَصْحَابَهُ»
“Kami berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkumpullah orang-orang Muhajirin bersama beliau sehingga jumlahnya banyak. Di antara orang-orang Muhajirin ada seorang laki-laki yang suka bersenda gurau. Lalu dia pun memukul pantat salah seorang sahabat dari kalangan Anshor, sehingga sahabat Anshar tersebut sangat marah, sehingga mereka pun saling berteriak memanggil temannya masing-masing.
Sahabat Anshor berteriak, ‘Wahai orang-orang Anshor!’
Sedangkan sahabat Muhajirin berteriak, ’Wahai orang-orang Muhajirin!’
Kemudian keluarlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ’Ada apa ini sehingga kalian berteriak-teriak dengan seruan jahiliyyah?’
Nabi bertanya lagi, ’Ada apa kalian?’ Maka Nabi pun diberi tahu tentang sahabat Muhajirin yang memukul pantat sahabat Anshar.
Jabir berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Tinggalkanlah (seruan) semacam ini, karena termasuk seruan yang jelek (tercela).’
Abdullah bin Ubay bin Salul (salah seorang munafik, pen.) berkata,’ Apakah mereka (kaum Muhajirin) sedang mengumpulkan kekuatan untuk melawan kami? Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, orang-orang yang kuat benar-benar akan mengusir orang-orang yang lemah darinya!!‘ [1]
Umar bin Khaththab berkata, ’Mengapa tidak kita bunuh saja wahai Rasulullah orang jelek ini?’ (maksud Umar adalah Abdullah bin Ubai bin Salul, si orang munafik tersebut)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Jangan sampai orang-orang membicarakan bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya’” (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 2584)
Hukuman untuk orang munafik adalah dibunuh, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui perkataan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membunuh orang munafik ini karena khawatir akan muncul ekses negatif dari tindakan tersebut sehingga beliau menerima (membiarkan) apa yang ditunjukkan oleh orang-orang munafik tersebut (yaitu zahir Islam yang mereka tunjukkan, meskipun sebenarnya hati mereka tidaklah beriman, pen.).
Inilah politik (siyasah), yaitu memilih bahaya yang lebih ringan. Dan di dalam hadits tersebut terkandung pelajaran penting, yaitu (hendaknya) mempertimbangkan (memperhatikan) pendapat masyarakat banyak (opini publik). Maka apa pendapatmu tentang dunia saat ini yang seolah-olah menjadi suatu negeri yang kecil (misalnya karena pesatnya perkembangan teknologi informasi sehingga informasi dari belahan dunia mana pun akan cepat tersebar, pen.) dan dampak dari tindakan sebagian kaum muslimin yang merusak citra Islam dan kaum muslimin??”
[selesai perkataan Syaikh Muhammad Bazmul]
***
Selesai diterjemahkan di pagi hari menjelang subuh, Masjid Nasuha ISR Rotterdam, 17 Rabiul Awwal 1436
Diterjemahkan dari: http://mohammadbazmool.blogspot.ae/2014/11/blog-post_31.html
Catatan kaki:
[1] Allah Ta’ala mengabadikan perkataan Abdullah bin Ubay bin Salul ini dalam QS. Al-Munafiqun ayat 8.
Penerjemah: M. Saifudin Hakim
Artikel Muslim.Or.Id
🔍 Kaum Sufi, Orang Yang Berqurban Disebut, Pertanyaan Tentang Agama, Lauhil Mahfudz
Artikel asli: https://muslim.or.id/24200-menjaga-citra-islam-di-mata-dunia.html